
Jakarta, inca.ac.id – Setiap hari, kita hidup di tengah arus deras informasi. Mulai dari notifikasi WhatsApp grup kuliah, artikel ilmiah yang muncul di jurnal online, hingga thread panjang di media sosial yang mengklaim diri “paling valid.” Mahasiswa, terutama yang sedang menempuh studi tinggi, tak bisa lagi sekadar menerima informasi begitu saja. Mereka harus mampu memilah, mengolah, lalu melakukan sintesis informasi agar tidak tenggelam dalam banjir data.
Bayangkan seorang mahasiswa Teknik Sipil yang sedang menyusun skripsi tentang material ramah lingkungan. Ia menemukan puluhan jurnal internasional, laporan penelitian, dan berita terbaru soal green construction. Kalau hanya dikumpulkan tanpa diolah, semua itu akan jadi tumpukan file PDF yang membingungkan. Tapi begitu ia melakukan sintesis informasi—menggabungkan teori lama, hasil riset terbaru, dan tren industri—muncul sebuah perspektif baru yang bisa ia jadikan dasar argumen skripsinya.
Inilah esensi sintesis informasi: bukan hanya mengumpulkan, tapi juga merangkai informasi menjadi pengetahuan yang bermakna.
Di banyak kampus, para dosen sering mengeluh bahwa mahasiswa lebih suka copy-paste referensi ketimbang memahami dan menyatukannya. Padahal, menurut salah satu laporan pendidikan dari Kementerian, kemampuan literasi digital dan sintesis data adalah dua hal yang membedakan mahasiswa “biasa” dengan mahasiswa yang siap menghadapi dunia kerja modern.
Apa Itu Sintesis Informasi?
Secara sederhana, sintesis informasi adalah kemampuan untuk menggabungkan berbagai potongan informasi dari beragam sumber, lalu membentuk kesimpulan atau pengetahuan baru. Ia berbeda dengan sekadar meringkas. Kalau ringkasan hanya mengambil inti sari dari satu sumber, sintesis justru menuntut kita untuk menghubungkan satu sumber dengan sumber lainnya.
Contoh paling sederhana ada di kehidupan sehari-hari. Seorang mahasiswa kedokteran, misalnya, membaca tiga artikel berbeda tentang pola makan sehat. Artikel pertama menekankan pentingnya protein, artikel kedua bicara soal serat, sementara artikel ketiga mengulas efek gula. Dari sini, ia menyusun pemahaman baru: pola makan sehat bukan hanya tentang mengurangi gula, tapi juga soal menyeimbangkan protein dan serat.
Dalam dunia akademik, sintesis informasi sering muncul dalam bentuk tinjauan pustaka. Tugas review jurnal, paper analisis kasus, hingga diskusi kelas semuanya menuntut keterampilan ini.
Menurut dosen ilmu komunikasi di sebuah universitas negeri, sintesis informasi adalah jembatan antara membaca dan menulis. Mahasiswa membaca bukan untuk menghafal, melainkan untuk menyusun argumentasi.
Proses Sintesis Informasi – Dari Membaca hingga Menyimpulkan
Banyak mahasiswa bertanya, bagaimana sebenarnya langkah konkret melakukan sintesis informasi? Prosesnya bisa dibagi menjadi beberapa tahap:
-
Mengumpulkan Sumber yang Relevan
Cari referensi dari jurnal, buku, laporan penelitian, berita resmi, hingga wawancara. Tantangannya: jangan asal ambil dari media sosial atau blog yang tidak kredibel. -
Menganalisis Isi Sumber
Tanyakan: apa gagasan utama dari sumber ini? Apakah ada bias? Apakah datanya bisa dipercaya? -
Membandingkan dan Menghubungkan
Carilah titik temu maupun perbedaan antar-sumber. Misalnya, satu penelitian menyatakan A, tapi penelitian lain menyangkal dengan bukti baru. -
Menyusun Pemahaman Baru
Dari hasil perbandingan, mahasiswa mulai membentuk kerangka pemikiran. Bukan sekadar “ini kata buku,” tapi “ini kesimpulan saya berdasarkan berbagai buku.” -
Mengkomunikasikan Hasil Sintesis
Baik dalam bentuk tulisan, presentasi, maupun diskusi kelas, sintesis harus bisa dipahami orang lain.
Seorang mahasiswa psikologi di Bandung pernah bercerita, ketika mengerjakan paper tentang kecemasan remaja, ia menemukan banyak teori dari Barat. Namun saat membandingkannya dengan riset lokal, ia menyimpulkan bahwa faktor keluarga di Indonesia jauh lebih dominan. Itulah sintesis: melampaui sekadar menyalin teori lama, tapi menghasilkan wawasan yang relevan dengan konteks.
Pentingnya Sintesis Informasi Bagi Mahasiswa
Mengapa keterampilan ini begitu penting? Ada beberapa alasan spesifik:
-
Membangun Pemikiran Kritis
Sintesis membuat mahasiswa terbiasa bertanya “mengapa” dan “bagaimana,” bukan hanya “apa.” Dengan begitu, mereka terlatih berpikir kritis. -
Menjawab Tuntutan Akademik
Hampir semua tugas kuliah menuntut argumen berbasis data. Sintesis membuat tulisan mahasiswa lebih kuat karena bersandar pada berbagai perspektif, bukan satu sumber saja. -
Persiapan Dunia Kerja
Di dunia profesional, kemampuan mengolah informasi sangat dihargai. Seorang analis data, jurnalis, atau manajer proyek, semua dituntut bisa menyatukan informasi dari berbagai pihak sebelum membuat keputusan. -
Menjadi Mahasiswa yang Berbeda
Mahasiswa yang mampu melakukan sintesis informasi biasanya lebih menonjol. Tulisan mereka dianggap lebih “berisi,” presentasi mereka lebih memikat, dan diskusi kelas jadi lebih hidup.
Bahkan, di beberapa kampus, dosen sering memberi nilai lebih tinggi untuk mahasiswa yang bisa menyusun sintesis ketimbang yang sekadar menyalin referensi.
Strategi Melatih Sintesis Informasi
Tentu saja, keterampilan ini tidak muncul begitu saja. Mahasiswa perlu berlatih. Berikut beberapa strategi yang terbukti efektif:
-
Membuat Peta Konsep
Saat membaca berbagai sumber, catat poin penting lalu hubungkan dengan garis. Dengan begitu, mahasiswa bisa melihat pola atau hubungan antar gagasan. -
Diskusi Kelompok
Kadang, pendapat teman justru membuka perspektif baru. Diskusi membantu melihat informasi dari kacamata yang berbeda. -
Latihan Menulis Review
Mulailah dengan menganalisis dua atau tiga artikel, lalu buat kesimpulan. Lama-lama, tingkatkan hingga 10 sumber. -
Berani Mengkritisi
Jangan hanya menerima informasi. Tanyakan validitasnya, relevansinya, bahkan keberpihakannya. -
Mengaitkan dengan Kehidupan Nyata
Sintesis tidak hanya soal teori. Mahasiswa bisa mencoba mengaitkan informasi dengan fenomena sosial atau pengalaman pribadi.
Seorang mahasiswa hukum di Surabaya mengaku awalnya kesulitan menyatukan banyak literatur. Tapi setelah terbiasa membuat mind map dan berdiskusi, ia lebih mudah melihat benang merah. Hasilnya, skripsinya dinilai punya argumen kuat dan orisinal.
Sintesis Informasi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Menariknya, keterampilan ini tidak hanya bermanfaat di ruang kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa juga bisa menggunakannya. Misalnya:
-
Saat merencanakan liburan, mereka membaca ulasan di media sosial, membandingkan harga tiket di beberapa aplikasi, lalu memutuskan pilihan terbaik. Itu pun bentuk sintesis.
-
Saat memilih topik untuk skripsi, mereka menggabungkan minat pribadi dengan tren penelitian terkini.
-
Bahkan, dalam percakapan sehari-hari, mereka sering menyatukan informasi dari berita, gosip, dan pengalaman pribadi untuk membuat opini yang lebih matang.
Ini membuktikan bahwa sintesis informasi bukan hanya keterampilan akademik, tapi juga keterampilan hidup.
Refleksi – Mahasiswa sebagai Generasi Penafsir Zaman
Di era digital, mahasiswa bukan lagi sekadar penerima informasi. Mereka adalah penafsir zaman. Dengan kemampuan sintesis informasi, mereka bisa memilah mana fakta, mana opini, dan mana propaganda.
Dalam konteks yang lebih luas, sintesis informasi juga menjadi bekal untuk menjaga demokrasi. Mahasiswa yang terbiasa berpikir kritis tidak mudah termakan hoaks, tidak gampang terprovokasi, dan lebih siap menjadi agen perubahan.
Di sinilah letak pentingnya keterampilan ini: ia bukan hanya soal tugas kuliah, tapi juga soal bagaimana mahasiswa membentuk karakter sebagai intelektual muda.
Penutup
Sintesis informasi adalah keterampilan esensial yang wajib dimiliki mahasiswa. Dari ruang kuliah hingga kehidupan nyata, dari tugas akademik hingga percakapan sehari-hari, kemampuan mengolah informasi menentukan kualitas berpikir dan daya saing.
Bagi mahasiswa, belajar sintesis berarti belajar menjadi lebih dari sekadar pembaca: mereka menjadi penulis, penafsir, dan pembentuk pemahaman baru.
Pada akhirnya, di tengah banjir data yang tak ada habisnya, mahasiswa yang mampu menyaring dan menyatukan informasi akan selalu selangkah lebih maju.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan
Baca Juga Artikel Dari: Plagiarisme Berita di Mahasiswa: Dampak dan Jalan Keluar
#Informasi #Informasi Sintesis #sintesis #Sintesis Informasi