
Jakarta, inca.ac.id – Suatu pagi, di salah satu kafe kampus, saya bertemu dengan Dita—mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun dua skripsi sekaligus. Ya, dua. Bukan karena dia terlambat lulus, tapi karena dia adalah bagian dari Program Double Degree: satu gelar dari universitas dalam negeri, satu lagi dari kampus luar negeri.
Double degree adalah program pendidikan yang memungkinkan mahasiswa meraih dua gelar akademik dari dua institusi berbeda—biasanya dari negara berbeda pula—dalam waktu yang hampir bersamaan atau sedikit lebih lama dari program reguler.
Konsep ini memang bukan hal baru secara global, tapi popularitasnya di Indonesia mulai naik tajam sejak satu dekade terakhir. Banyak kampus ternama, seperti UI, ITB, dan Binus, menawarkan skema ini melalui kerja sama dengan universitas di Inggris, Australia, Belanda, hingga Jepang.
Mengapa program ini begitu menarik?
-
Peluang Global – Mahasiswa mendapatkan eksposur lintas budaya dan akademik yang sangat kaya.
-
Nilai Tambah Karier – Dua gelar = daya saing tinggi di pasar kerja, apalagi di sektor multinasional.
-
Jaringan Internasional – Temanmu bukan hanya dari kos seberang, tapi dari berbagai penjuru dunia.
-
Fleksibilitas Akademik – Beberapa kampus memungkinkan mahasiswa mengambil minor berbeda dari jurusan utama mereka.
Program ini dirancang bagi mereka yang berambisi melangkah lebih jauh dari standar. Tapi tentu saja, ada harga yang harus dibayar—baik secara finansial maupun mental.
Skema dan Sistem Double Degree yang Umum di Indonesia
Salah satu hal yang membuat double degree menarik adalah variasi sistemnya. Tak semua kampus punya format yang sama, dan tiap universitas mitra luar negeri biasanya punya model yang berbeda pula. Berikut beberapa skema yang umum ditemui:
1. 2+2 atau 3+1 Program
Mahasiswa kuliah 2 atau 3 tahun di universitas asal (Indonesia), lalu melanjutkan 1 atau 2 tahun di universitas partner di luar negeri. Setelah lulus, mereka mendapatkan dua ijazah resmi dari masing-masing institusi.
2. Joint Degree / Dual Degree
Berbeda dengan double degree biasa, program ini biasanya dirancang oleh dua universitas secara terpadu. Kurikulumnya disusun bersama, dan sering kali mahasiswa berpindah kampus lebih dari sekali dalam satu program.
3. Fast Track (S1+S2)
Beberapa kampus menawarkan jalur cepat di mana mahasiswa bisa menyelesaikan gelar sarjana (S1) di Indonesia, lalu langsung lanjut ke S2 di luar negeri dengan waktu yang lebih singkat karena sebagian mata kuliah sudah diakui sebelumnya.
Kampus seperti Universitas Gadjah Mada atau Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah membuka jalur semacam ini bersama mitra mereka di Korea Selatan, Jerman, atau Taiwan.
Satu catatan penting: tidak semua double degree itu setara. Ada yang sangat formal dan diakui pemerintah kedua negara, tapi ada juga yang lebih bersifat internal antar institusi. Maka, penting bagi calon mahasiswa untuk meneliti kredibilitas programnya terlebih dahulu.
Tantangan dan Realita di Balik Dua Gelar yang Mengesankan
Double degree memang terdengar keren. Tapi di balik kemilau dua ijazah dan foto kelulusan di dua benua, ada perjuangan yang tidak main-main. Berikut beberapa tantangan yang sering ditemui mahasiswa double degree:
1. Biaya yang Tidak Sedikit
Kendala paling umum: uang. Biaya kuliah di luar negeri, biaya hidup, visa, asuransi, hingga tiket pesawat bisa menjadi beban besar. Meski ada beasiswa dan potongan biaya, tidak semua mahasiswa beruntung mendapatkannya.
2. Tekanan Akademik Tinggi
Mengikuti dua sistem kurikulum yang berbeda bukan hal yang mudah. Deadline tugas bisa tumpang tindih, standar penilaian pun berbeda.
3. Adaptasi Budaya dan Bahasa
Tak hanya soal akademik, tapi juga bagaimana bertahan hidup di negara asing. Dari cuaca ekstrem, makanan yang asing, hingga kesepian karena jauh dari keluarga.
4. Administrasi dan Validasi Gelar
Beberapa mahasiswa menghadapi kendala administratif saat hendak menyetarakan gelar atau melanjutkan studi ke jenjang berikutnya, terutama jika salah satu gelarnya tak sesuai dengan standar akreditasi nasional.
5. Manajemen Waktu yang Ekstrem
Banyak mahasiswa mengaku jam tidur mereka berantakan. Belum lagi jika mengambil magang atau riset di sela-sela studi.
Namun, banyak dari mereka juga sepakat bahwa pengalaman double degree membentuk mental tangguh yang sangat berguna di dunia kerja.
Peluang Karier Setelah Lulus Double Degree
Ada sebuah data menarik dari survei internal di salah satu perusahaan konsultan SDM di Jakarta. Mereka menyebutkan bahwa pelamar dengan latar belakang double degree 30% lebih cepat diterima kerja dibanding lulusan tunggal—terutama di perusahaan multinasional dan startup teknologi.
Kenapa begitu?
-
Kemampuan Berpikir Multidisipliner
Mahasiswa double degree biasanya terbiasa dengan dua perspektif yang berbeda, membuat mereka lebih adaptif terhadap kompleksitas pekerjaan. -
Kecakapan Bahasa Inggris dan Komunikasi Antarbudaya
Ini jadi nilai tambah besar, apalagi untuk posisi yang butuh negosiasi atau komunikasi lintas negara. -
Pengalaman Global
Banyak HR melihat bahwa seseorang yang pernah tinggal dan belajar di luar negeri cenderung lebih mandiri, kritis, dan memiliki wawasan luas. -
Jaringan Internasional
Tidak jarang, kesempatan kerja datang dari jejaring teman kuliah di luar negeri. LinkedIn mereka bisa lintas benua.
Namun demikian, double degree bukan jaminan langsung sukses. Kemampuan teknis, kepribadian, dan kesiapan kerja tetap jadi kunci. Tapi tak bisa dipungkiri, dua gelar memberi daya dorong ekstra di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Tips Persiapan Mengikuti Program Double Degree
Jika kamu merasa tertarik dan ingin mengejar double degree, maka ada beberapa hal yang perlu mulai dipersiapkan jauh-jauh hari:
1. Pahami Tujuanmu Sendiri
Jangan ikut-ikutan. Tanyakan pada diri sendiri: kenapa aku ingin dua gelar? Apa dampaknya untuk karier atau rencana hidupku?
2. Cek Reputasi Institusi dan Akreditasi
Pastikan universitas tujuan punya reputasi baik dan gelarnya diakui. Jangan sampai gelarmu tak bisa dipakai saat ingin lanjut studi S2 atau kerja di instansi formal.
3. Persiapkan Dana dan Alternatif Beasiswa
Lakukan riset tentang biaya hidup, beasiswa LPDP, bantuan kampus, atau beasiswa mitra luar negeri.
4. Tingkatkan Bahasa Asing (Terutama Inggris)
Bukan hanya untuk kuliah, tapi juga untuk bertahan hidup di lingkungan multibahasa.
5. Bangun Mental Siap Pindah dan Hidup Mandiri
Tinggal jauh dari rumah, berbeda budaya, dan beda zona waktu adalah ujian karakter. Mental yang kuat sama pentingnya dengan IPK tinggi.
6. Bergabunglah dengan Komunitas Alumni atau Forum
Dari mereka, kamu bisa belajar banyak. Bahkan kadang, tips dari mereka bisa menyelamatkan dari kesalahan fatal saat mengurus visa atau mencari tempat tinggal.
Penutup: Dua Gelar, Dua Dunia, Satu Arah yang Sama
Double degree bukan hanya tentang selembar ijazah tambahan. Ia adalah representasi dari semangat belajar yang lintas batas, keberanian keluar dari zona nyaman, dan kemauan untuk melihat dunia dari dua jendela berbeda.
Bagi mereka yang siap, jalur ini adalah ladang penuh peluang. Tapi bagi yang hanya tertarik pada “label,” double degree bisa berubah jadi beban yang tak ringan. Maka, seperti halnya setiap perjalanan besar, double degree perlu niat yang jernih, strategi yang matang, dan komitmen yang kuat.
Kalau kamu siap bekerja dua kali lebih keras demi pengalaman dua kali lebih dalam—maka jalur ini layak untuk kamu perjuangkan.
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan
Baca Juga Artikel dari: PHK Massal: Bukan Akhir Dunia, Ini Cara Gue Bangkit Lagi!
#Degree #Double Degree #program #Program Degree #Program Double #Program Double Degree