JAKARTA, inca.ac.id – Geografi regional merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari karakteristik khas suatu wilayah tertentu secara komprehensif. Cabang ilmu ini mengkaji aspek fisik dan aspek manusia dalam relasi keruangan di suatu daerah. Dengan kata lain, kajian regional memberikan pemahaman mendalam tentang keunikan setiap wilayah di permukaan bumi.
Menurut Johnson, geografi regional adalah studi tentang wilayah di permukaan bumi dengan mempergunakan analisis perbedaan wilayah (areal differentiation) dan persamaan wilayah (areal likenesses). Selain itu, OMICS International mendefinisikan cabang ilmu ini sebagai studi tentang wilayah-wilayah dunia dengan fokus pada karakteristik khas meliputi komponen alam, komponen manusia, dan teknik regionalisasi.
Para ahli geografi memandang cabang ilmu ini sebagai bentuk tertinggi dalam kajian geografi. Pandangan ini muncul karena studi regional mampu mengintegrasikan berbagai aspek geografi secara menyeluruh. Selanjutnya, Anthony Giddens dan Nigel Thrift melihat kajian regional sebagai analisis kontekstual proses sosial dan ekonomi dari berbagai daerah.
Wikiversity menjelaskan bahwa kajian regional mencakup semua aspek baik manusia maupun alam dari wilayah dan perwilayahan tertentu. Gagasan ini mencapai masa keemasannya dengan munculnya tokoh-tokoh seperti Alfred Hettner di Jerman, Vidal de la Blache di Prancis, dan Richard Hartshorne di Amerika Serikat. Kemudian, ide tentang pembagian geografi berdasarkan wilayah terus berkembang hingga saat ini.
Sejarah Perkembangan Geografi Regional

Kajian regional telah berkembang sejak awal terjadinya eksplorasi global pada masa lampau. Para pelancong menggunakan karakteristik fisik dan manusia dari suatu wilayah untuk mendeskripsikan tempat-tempat yang mereka kunjungi. Dengan demikian, peta yang lebih rinci dari wilayah yang belum dipetakan mulai tercipta.
Rintisan kajian regional sebenarnya sudah dimulai oleh Strabo pada masa geografi Yunani kuno. Selain itu, kajian regional juga termuat dalam karya Varenius yang terbit pada pertengahan abad ke-17. Namun demikian, konsep regional secara formal baru dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Di Jerman, Alfred Hettner untuk pertama kalinya pada tahun 1905 menegaskan kedudukan studi regional dalam geografi. Kemudian secara lebih lengkap pada tahun 1927, ia menerbitkan karya yang memperkuat posisi geografi regional sebagai cabang ilmu yang penting. Pada periode Perang Dunia I, kajian regional mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Pendekatan geografi regional berlaku selama paruh kedua abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20. Pada periode tersebut, paradigma kajian regional menjadi pusat dalam ilmu-ilmu geografi. Meskipun demikian, pendekatan ini kemudian mendapat kritik karena dianggap terlalu deskriptif dan kurang teoretis, khususnya selama revolusi kuantitatif pada tahun 1950-an.
Geografi regional masih diajarkan di berbagai universitas sebagai studi tentang wilayah-wilayah utama dunia. Beberapa ahli geografi juga telah mencoba memperkenalkan kembali sejumlah regionalisme sejak tahun 1980-an. Lebih menarik lagi, gagasan pendekatan kota-wilayah untuk studi geografi mendapatkan kepercayaan baru sejak pertengahan dekade tersebut.
Tokoh-Tokoh Penting dalam Geografi Regional
Perkembangan studi regional tidak terlepas dari kontribusi para tokoh yang memberikan landasan teoretis dan metodologis. Berikut adalah para ahli yang memiliki pengaruh signifikan dalam cabang ilmu ini:
- Alfred Hettner (1859-1941) merupakan geografer Jerman yang dikenal dengan konsep korologi (chorology). Ia memandang geografi sebagai ilmu yang mempelajari tempat-tempat dan wilayah-wilayah di permukaan bumi. Selain itu, Hettner mengembangkan bagan sistematis untuk menganalisis suatu wilayah yang mencakup letak, luas, relief, geologi, iklim, vegetasi, dan karakteristik manusia.
- Paul Vidal de la Blache (1845-1918) adalah geografer Prancis yang mengembangkan konsep possibilisme. Gagasan ini menyatakan bahwa lingkungan menawarkan kemungkinan bagi cara hidup manusia, namun tidak sepenuhnya menentukan kehidupan mereka. Konsep tersebut menjadi alternatif dari determinisme lingkungan yang lebih keras.
- Richard Hartshorne (1899-1992) merupakan geografer Amerika yang menekankan areal differentiation sebagai inti dari studi geografi. Karyanya “The Nature of Geography” (1939) menjadi rujukan penting dalam memahami hakikat dan metodologi geografi regional. Lebih dari itu, ia mengadaptasi pemikiran Hettner untuk audiens Amerika.
Ketiga tokoh tersebut telah menempatkan studi regional sebagai ilmu yang mempelajari keanekaragaman yang unik dari daerah-daerah di muka bumi. Menurut Hartshorne, geografi perlu melukiskan fenomena berdasarkan pengamatan empiris yang seobjektif mungkin. Kemudian fenomena tersebut diklasifikasikan dalam konsep-konsep universal dan dianalisis untuk mencapai pemahaman ilmiah maksimum.
Konsep Dasar dan Ruang Lingkup
Geografi regional memiliki konsep-konsep dasar yang menjadi landasan dalam menganalisis suatu wilayah. Berikut adalah konsep-konsep penting yang perlu dipahami:
Konsep Lokasi dalam Geografi Regional
Lokasi merupakan konsep geografi paling penting karena menunjukkan posisi suatu tempat, benda, atau gejala di permukaan bumi. Konsep ini menjawab pertanyaan di mana (where) suatu fenomena geosfer terjadi dan mengapa terjadi di sana. Terdapat dua macam lokasi yang perlu dipahami dalam konteks geografi regional.
Pertama, lokasi absolut merupakan posisi suatu wilayah berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya, lokasi absolut Indonesia berada pada 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT. Kedua, lokasi relatif menunjukkan posisi suatu wilayah berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya, seperti kondisi fisik, sosial, ekonomi, dan keberadaan transportasi.
Konsep Tempat dalam Geografi Regional
Tempat mampu mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu wilayah. Karakteristik tempat meliputi bentuk permukaan, perairan, iklim, tanah, vegetasi, mineral, dan situasi hubungan dengan tempat lain. Dengan memahami konsep tempat, kita dapat mengidentifikasi keunikan setiap wilayah.
Konsep Perwilayahan (Regionalisasi)
Tema paling mendasar dari studi geografi adalah region itu sendiri. Regionalisasi merupakan pengklasifikasian atau pengelompokan data ke dalam kelompok sejenis. Berdasarkan pengelompokan tersebut, akan tampak wilayah yang memiliki persamaan dan perbedaan karakteristik.
Kesatuan wilayah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan daerah lainnya disebut region. Karakteristik tersebut dapat berupa aspek fisik, aspek manusia, atau gabungan keduanya. Oleh karena itu, tidak ada dua tempat yang persis sama di permukaan bumi ini.
Jenis-Jenis Region
Region dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria. Pemahaman tentang jenis-jenis region sangat penting dalam kajian geografi regional. Berikut adalah klasifikasi region yang umum digunakan:
Region Formal dalam Geografi Regional
Region formal atau wilayah homogen merupakan wilayah yang memiliki keseragaman dalam kriteria tertentu. Keseragaman tersebut dapat ditinjau dari aspek fisik seperti iklim, vegetasi, tanah, dan landform. Selain itu, keseragaman juga dapat dilihat dari aspek sosial budaya seperti bahasa, agama, dan kebudayaan.
Contoh region formal meliputi:
- Wilayah pertanian dengan kesamaan iklim, hidrologi, dan pola budidaya
- Wilayah perikanan tambak di pantai utara Jawa yang memiliki kesamaan karakteristik
- Wilayah iklim tropik Indonesia berdasarkan klasifikasi iklim matahari
Region Nodal (Functional Region)
Region nodal atau wilayah fungsional merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, serta komunikasi dan transportasi.
Sebagai contoh, Jakarta sebagai core (inti) memiliki region nodal yang mencakup Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pusat-pusat kegiatan ini saling berinteraksi dan membentuk hierarki region secara fungsional. Dengan demikian, perkembangan Jakarta mempengaruhi pertumbuhan wilayah di sekitarnya.
Jenis Region Lainnya
Beberapa jenis region lain yang perlu dipahami dalam geografi regional meliputi:
- Natural Region: pembagian perwilayahan berdasarkan penampakan alami seperti pegunungan, dataran rendah, dan pesisir
- Generic Region: wilayah yang diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, seperti wilayah hutan hujan tropis atau wilayah iklim sedang
- Specific Region: wilayah berdasarkan kekhususan yang merupakan daerah tunggal dengan ciri-ciri tersendiri, seperti Asia Tenggara atau Eropa Timur
- Single Feature Region: perwilayahan berdasarkan satu penampakan saja yang mencakup wilayah sangat luas
- Adhoc Region: penentuan region berdasarkan kesamaan karakter yang bersifat sementara karena peristiwa tertentu
Pendekatan dalam Geografi Regional
Geografi regional menggunakan pendekatan khusus yang disebut pendekatan kompleks wilayah atau pendekatan kewilayahan. Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan (spatial approach) dan pendekatan lingkungan (ecological approach).
Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatankompleks wilayah mengkaji bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda. Perbedaan ini membentuk karakter wilayah yang membedakannya dengan daerah lain (areal differentiation). Dalam mengkaji fenomena di wilayah tersebut, harus diperhatikan aspek keruangan dan hubungan manusia dengan lingkungannya.
Pendekatan ini menggunakan konsep areal differentiation, yaitu adanya anggapan bahwa suatu wilayah memiliki perbedaan dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut menimbulkan proses permintaan dan penawaran antar wilayah. Oleh karena itu, ramalan dan perancangan wilayah menjadi aspek penting dalam analisis kompleks wilayah.
Langkah-Langkah Analisis
Dalam menganalisis suatu wilayah menggunakan pendekatan geografi regional, beberapa langkah perlu dilakukan:
- Menganalisis persebaran fenomena secara keruangan dan faktor penyebabnya
- Mengkaji interaksi manusia dengan alam dan antar manusia secara ekologi
- Mengidentifikasi karakteristik khas yang membedakan wilayah tersebut
- Membandingkan dengan wilayah lain untuk menemukan persamaan dan perbedaan
- Merumuskan regionalisasi berdasarkan kriteria yang relevan
Metode Analisis Geografi Regional
Para ahli geografi regional menggunakan berbagai metode untuk menganalisis karakteristik suatu wilayah. Hettner menyarankan penggunaan bagan sistematis yang mencakup unsur-unsur penting dalam kajian regional.
Bagan Hettner dalam Geografi Regional
BaganHettner meliputi unsur-unsur yang perlu dipelajari secara berturut-turut tentang:
- Letak dan luas wilayah
- Perlikuan horizontal (bentuk wilayah)
- Perlikuan vertikal (relief)
- Susunan geologi dan geomorfologi
- Keadaan agrogeografi dan iklim
- Gejala irigasi dan vegetasi
- Fauna dan hewan
- Manusia meliputi jumlah, penyebaran, cara hidup, dan kebudayaan
Bagantersebut memiliki keuntungan untuk memudahkan perbandingan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dengan membuat telaah berdasarkan unsur-unsur yang sama, pembandingan akan lebih mudah dilakukan untuk mengetahui kemiripan, perbedaan, dan keunikan wilayah.
Metode Regionalisasi
Regionalisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:
- Metode statistik-deskriptif: menggunakan data statistik untuk menggambarkan karakteristik wilayah
- Metode statistik-analitik: menganalisis hubungan antar variabel untuk menentukan batas region
- Interpretasi foto udara dan citra satelit: memilahkan kenampakan wilayah menjadi peta tematik
- Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG): mengintegrasikan berbagai data spasial untuk regionalisasi
Contoh Kajian Geografi Regional di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keragaman wilayah yang sangat tinggi. Berbagai kajian geografi regional dapat dilakukan untuk memahami karakteristik khas setiap daerah.
Regionalisasi Indonesia Berdasarkan Iklim
Berdasarkan kriteria iklim matahari, seluruh wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai satu region iklim tropik karena terletak pada 0°-23,5°LU/LS. Namun demikian, jika dianalisis lebih lanjut menggunakan kriteria yang lebih spesifik, Indonesia terdiri dari beberapa region iklim yang berbeda.
Karakteristik Regional Pulau Jawa
Di daerah selatan dan utara Pulau Jawa terdapat pegunungan kapur yang sering disebut Pegunungan Kendeng. Tanah di daerah ini berbeda dengan tanah di daerah lain karena tidak sesubur tanah di dekat pegunungan berapi. Akibatnya, tanah cepat kering dan hanya cocok untuk tanaman yang memerlukan air dalam jumlah sedikit.
Region Nodal Jabodetabek
Jakarta sebagai ibukota Indonesia merupakan core yang memiliki beberapa pusat kegiatan penduduk. Region nodal Jabodetabek berkembang dengan core tambahan di sekitar Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Interaksi antar wilayah ini membentuk hierarki region secara fungsional.
Pembagian Wilayah Regional Indonesia
Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa wilayah regional berdasarkan letak geografis:
- Indonesia Barat: mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan Barat dengan budaya Melayu yang kuat
- Indonesia Tengah: meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan Bali-Nusa Tenggara dengan kekayaan alam dan keberagaman budaya
- Indonesia Timur: mencakup Maluku dan Papua dengan kekayaan budaya suku-suku asli dan keindahan alam
Manfaat dan Aplikasi Geografi Regional
Geografi regional memiliki berbagai manfaat dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari maupun perencanaan pembangunan.
Manfaat Akademis
Geografi regional menyediakan sarana untuk melakukan penelitian geografis dengan membandingkan data atau peta. Perbandingan ini berguna untuk memahami tren, mengidentifikasi pola, atau memprediksi peristiwa masa depan. Selain itu, geografi regional membantu mengorganisasi dan menyederhanakan informasi spasial yang sangat besar.
Manfaat Praktis
Dalam masyarakat modern, geografi regional masih penting dan digunakan oleh para perencana dan ahli geografi dalam berbagai skala. Beberapa manfaat praktis meliputi:
- Membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik wilayah
- Mengembangkan potensi wisata alam dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Memudahkan peneliti dalam melakukan perbandingan data antar wilayah
- Mendukung pengambilan kebijakan yang tepat sasaran berdasarkan kondisi regional
- Menjaga keunikan dan identitas setiap daerah dalam pembangunan nasional
Aplikasi dalam Perencanaan
Pemerintah maupun sektor swasta perlu memahami kondisi suatu wilayah sebelum melakukan pembangunan. Pemahaman tentang geografi regional membantu dalam:
- Mengenal budaya dan tradisi setiap wilayah
- Merencanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan lokal
- Mengidentifikasi potensi dan kendala pembangunan di setiap daerah
- Mengembangkan infrastruktur yang tepat sesuai karakteristik geografis
Kesimpulan
Geografi regional merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari karakteristik khas suatu wilayah secara komprehensif. Cabang ilmu ini mengintegrasikan aspek fisik dan manusia dalam relasi keruangan untuk memahami keunikan setiap daerah di permukaan bumi. Para tokoh seperti Alfred Hettner, Vidal de la Blache, dan Richard Hartshorne telah memberikan landasan teoretis yang kuat bagi perkembangan geografi regional.
Konsep-konsep dasar dalam geografi regional meliputi lokasi, tempat, dan regionalisasi. Berbagai jenis region seperti region formal, region nodal, dan region spesifik memberikan kerangka untuk mengklasifikasikan wilayah berdasarkan karakteristiknya. Pendekatan kompleks wilayah menjadi metode utama dalam menganalisis fenomena geografi di suatu daerah dengan mempertimbangkan aspek keruangan dan ekologi secara terpadu.
Geografi regional memiliki manfaat yang luas baik dalam bidang akademis maupun praktis. Dalam konteks Indonesia, kajian geografi regional sangat penting untuk memahami keragaman wilayah dari Sabang sampai Merauke. Pemahaman tersebut menjadi dasar bagi perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan sesuai dengan karakteristik setiap daerah.
Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Pengetahuan
Baca juga artikel lainnya: Sirkularitas: Konsep Sosial Menuju Masa Depan Berkelanjutan
#Alfred Hettner #areal differentiation #geografi regional #jenis-jenis region #kajian geografi Indonesia #konsep region #pendekatan regional #pengertian geografi regional #perwilayahan #regionalisasi #Richard Hartshorne #ruang lingkup geografi #Vidal de la Blache #wilayah formal #wilayah nodal
