Jakarta, inca.ac.id – Di sebuah kelas mata kuliah pengantar ekonomi, dosen bertanya, “Apa yang membuat ekonomi syariah begitu spesial menurut kalian?” Sontak, suasana kelas yang semula hening berubah jadi ruang diskusi mini. Rifky, mahasiswa semester lima, angkat tangan, “Karena ekonomi syariah itu adil dan tidak menindas, Pak. Cocok buat zaman sekarang.”

Itulah potret kecil dari fenomena besar: semakin banyak mahasiswa Indonesia yang tertarik mempelajari ekonomi syariah. Dulu, ekonomi konvensional mendominasi buku teks dan ruang diskusi kampus. Tapi kini, ekonomi syariah tak hanya jadi alternatif—ia jadi pilihan utama bagi banyak mahasiswa lintas jurusan.

Kenapa bisa begitu? Ada dua faktor utama: pertama, ekonomi syariah menawarkan pendekatan etis terhadap dunia finansial. Kedua, krisis keuangan global yang silih berganti membuka mata banyak orang, termasuk mahasiswa, bahwa sistem ekonomi yang hanya fokus pada profit semata tidak selalu berhasil menjaga kestabilan dan keadilan.

Hal lain yang memantik ketertarikan adalah relevansi ekonomi syariah dengan nilai-nilai sosial dan religius. Di tengah masyarakat yang sebagian besar muslim, ekonomi syariah hadir bukan hanya sebagai konsep spiritual, tapi juga sebagai sistem yang logis dan aplikatif.

Tak sedikit kampus kini memasukkan mata kuliah ekonomi syariah sebagai bagian dari kurikulum wajib atau pilihan. Bahkan, beberapa universitas besar membuka program studi khusus Ekonomi Syariah dengan peminat yang terus meningkat tiap tahunnya.

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah refleksi dari kebutuhan zaman: mahasiswa mencari pengetahuan yang tidak hanya rasional tapi juga berlandaskan nilai, dan ekonomi syariah berhasil menjawab tantangan tersebut.

Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah yang Membentuk Cara Pandang Baru

Ekonomi Syariah

Jika ekonomi konvensional berakar pada prinsip utilitas dan efisiensi, ekonomi syariah menanamkan prinsip keadilan (adl), keseimbangan (mizan), dan kemaslahatan (maslahah). Konsep-konsep ini terdengar sederhana, tapi implikasinya luar biasa luas.

Sebagai contoh, dalam ekonomisyariah tidak diperbolehkan adanya riba (bunga). Mahasiswa yang sebelumnya terbiasa dengan konsep “uang menghasilkan uang” mulai memahami betapa sistem bunga bisa jadi beban berat bagi peminjam dan memperparah ketimpangan ekonomi.

Selain itu, ada konsep mudharabah dan musyarakah—bentuk kerja sama usaha berbasis kepercayaan dan bagi hasil. Dalam praktiknya, dua pihak sepakat untuk menjalankan usaha bersama dan membagi keuntungan (atau menanggung kerugian) secara proporsional. Ini menciptakan sense of partnership yang kuat dan mengurangi eksploitasi.

Salah satu dosen Ekonomi Syariah di sebuah kampus ternama bahkan pernah mengatakan, “Ekonomisyariah mengajarkan kita bahwa bisnis bukan sekadar soal cuan, tapi juga soal keberkahan.”

Hal ini membuka perspektif baru bagi mahasiswa yang mungkin sebelumnya berpikir bahwa etika dan bisnis tidak bisa berjalan berdampingan. Kini mereka menyadari bahwa keduanya bisa saling melengkapi—bahkan memperkuat satu sama lain.

Di berbagai kelas diskusi, mahasiswa kini tidak segan membandingkan antara sistem syariah dan sistem kapitalis. Mereka mulai bertanya: sistem mana yang lebih manusiawi? Sistem mana yang lebih tangguh dalam krisis? Dan dari diskusi itu, muncul kesadaran bahwa ekonomi syariah bukan sekadar wacana religius, melainkan pendekatan ekonomi masa depan.

Peran Kampus dan Komunitas Mahasiswa dalam Menyuarakan Ekonomi Syariah

Di balik meningkatnya minat mahasiswa terhadap ekonomi syariah, kampus dan komunitas memainkan peran yang sangat besar. Banyak lembaga dakwah kampus dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kini rutin mengadakan seminar ekonomisyariah, bazar halal, hingga pelatihan kewirausahaan berbasis syariah.

Salah satu UKM di Universitas Negeri Yogyakarta, misalnya, menyelenggarakan pelatihan “Financial Planning Halal for Gen Z” yang diikuti lebih dari 300 peserta. Tema seperti “Hijrah Finansial” menjadi topik populer di kalangan mahasiswa.

Tidak hanya berhenti pada teori, mahasiswa juga terlibat langsung dalam praktik ekonomi syariah melalui koperasi syariah kampus, usaha makanan halal berbasis bagi hasil, hingga platform crowdfunding berbasis zakat dan infaq.

Kampus pun mulai tanggap. Fakultas Ekonomi dan Bisnis di beberapa universitas mulai menjalin kerja sama dengan bank syariah dan lembaga keuangan Islam lainnya. Mahasiswa kini bisa magang di BMT (Baitul Maal wat Tamwil) atau lembaga zakat dengan sistem kerja yang mengakar pada prinsip syariah.

Lebih menarik lagi, tren ini tak hanya terjadi di kampus berbasis Islam. Universitas negeri dan swasta umum pun ikut serta. Ini membuktikan bahwa ekonomi syariah bukan eksklusif milik satu golongan, melainkan solusi inklusif yang bisa diterima siapa saja yang peduli akan keadilan dan keseimbangan ekonomi.

Tantangan Mahasiswa dalam Mempelajari dan Menerapkan Ekonomi Syariah

Meski antusiasme tinggi, jalan mempelajari ekonomi syariah tak selalu mulus. Banyak mahasiswa mengaku masih kesulitan memahami istilah teknis seperti ijarah, qardhul hasan, atau sukuk. Kurangnya buku teks yang menarik dan mudah dipahami juga menjadi hambatan.

Selain itu, masih ada stigma bahwa ekonomisyariah hanya cocok untuk orang yang religius atau hanya berlaku di negara mayoritas muslim. Padahal, nilai-nilai seperti keadilan, transparansi, dan anti riba bersifat universal.

Mahasiswa juga menghadapi dilema ketika harus memilih antara magang di bank konvensional atau menunggu peluang di bank syariah yang lebih terbatas. Tak sedikit pula yang mengalami kebingungan saat mencoba mengimplementasikan prinsip syariah di dunia kerja yang realitasnya masih kapitalistik.

Namun dari tantangan ini, muncul daya juang. Banyak mahasiswa yang memilih menginisiasi platform diskusi independen di media sosial, membuat podcast ekonomi syariah, hingga menulis opini di media kampus. Mereka tidak ingin berhenti di teori. Mereka ingin ekonomisyariah menjadi bagian dari gaya hidup finansial yang nyata.

Ekonomi Syariah dan Masa Depan Finansial Mahasiswa Indonesia

Apa yang terjadi hari ini adalah pondasi untuk masa depan. Minat mahasiswa terhadap ekonomi syariah bukan sekadar tren temporer, tapi cikal bakal perubahan arah ekonomi nasional.

Bayangkan generasi muda yang melek finansial sejak awal—dan bukan hanya cerdas secara angka, tapi juga etis dalam bertindak. Mereka tahu bagaimana membedakan keuntungan jangka pendek dan keberkahan jangka panjang. Mereka lebih suka investasi halal daripada sekadar return besar dari sumber yang tidak jelas.

Dengan terus bertumbuhnya sektor ekonomisyariah di Indonesia—mulai dari fintech halal, marketplace syariah, hingga obligasi syariah pemerintah (sukuk)—peluang bagi mahasiswa untuk berkarya di sektor ini makin luas.

Bukan hal mustahil bila sepuluh tahun ke depan, CEO startup berbasis syariah adalah alumni kampus negeri yang dulu ikut seminar UKM kampus. Atau mungkin, dosen ekonomi syariah masa depan adalah mereka yang saat ini sedang sibuk menulis skripsi tentang konsep maqashid syariah dalam investasi saham.

Penutup

Pada akhirnya, ekonomi syariah menawarkan lebih dari sekadar teori. Ia menawarkan cara hidup—sebuah etos baru tentang bagaimana kita mengelola uang, bisnis, dan tanggung jawab sosial. Dan mahasiswa, sebagai pemegang tongkat estafet bangsa, kini berada di garis depan perubahan itu.

Mereka tidak hanya belajar ekonomisyariah. Mereka menghidupinya.

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Pengetahuan

Baca Juga Artikel dari: Victorian: Reflections Literature on Empire and Society

Penulis

Categories:

Related Posts

Teori Komunikasi Sosial Teori Komunikasi Sosial: Fondasi Penting bagi Mahasiswa dalam Memahami Interaksi Modern
Jakarta, inca.ac.id – Jika kita melihat kehidupan sehari-hari generasi sekarang, terutama mahasiswa, komunikasi bukan lagi
Faculty Achievements Faculty Achievements: Recognizing Exceptional Contributions—Stories They Won’t Tell in The Brochure
JAKARTA, inca.ac.id – Faculty Achievements: Recognizing Exceptional Contributions is honestly something I’ve come to appreciate
Seni Rupa: Peranannya dalam Kehidupan dan Budaya Modern Seni Rupa: Menyelami Keindahan, Kreativitas, dan Sejarah yang Tak Pernah Pudar
JAKARTA, inca.ac.id – Seni rupa adalah bahasa universal yang mampu berbicara tanpa kata. Ketika saya
Proyek Sains Proyek Sains dan Kreativitas dalam Pembelajaran Modern
inca.ac.id  —  Proyek Sains telah menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam menciptakan pembelajaran